Jaringan Saraf Tiruan sebagai Mata Kuliah Pilihan Terbaru

Perubahan kurikulum di Perguruan Tinggi merupakan aktivitas rutin yang harus dilakukan sebagai tanggapan terhadap perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) atau scientific vision, kebutuhan masyarakat (societal need), serta kebutuhan pengguna lulusan (stakeholder need). DIKTI juga menghimbau setiap jurusan/program studi untuk meninjau kurikulumnya tiga atau lima tahun sekali. Ekivalensi kurikulum adalah aktifitas mengekuivalensikan (memadankan) mata kuliah lama ke kurikulum baru. Aktifitas ini harus dilakukan oleh orang atau tim yang paham betul memadankan mata kuliah di kurikulum lama dengan mata kuliah tertentu di kurikulum baru. Uraian di atas menjelaskan penyusunan konsep ekuivalensi oleh tim yang ditunjuk program studi.

Adapun di Fakultas MIPA yakni di Jurusan Matematika, Jaringan Saraf Tiruan (JST) telah ditetapkan sebagai mata kuliah pilihan baru per Tahun Ajaran 2018/2019. Mata kuliah ini ada akibat pergantian kurikulum yang setiap 5 tahun sekali selalu dievaluasi perkembangannya, bahkan seharusnya telah diubah pada tahun 2017. Mata kuliah ini telah digagas dan disepakati oleh persatuan IndoMS. Dengan memperhatikan fokus dari Matematika Fakultas MIPA Universitas Jember yaitu geometri sehingga dipilihlah JST sebagai mata kuliah pilihan.

Mata Kuliah Pilihan (MKP) Jaringan Saraf Tiruan (JST) ini berhubungan dengan algoritma, metahiuristik, yaitu algoritma kecerdasan buatan. Yang dapat dipelajari dari algoritma MKP JST ini adalah jenis-jenis jaringan saraf, clusterisasi, pengenalan pola tulisan dan gambar, peramalan cuaca, bahkan statistika pun dapat diterapkan dengan JST. Penerapan dari JST yang paling dekat dengan masyarakat adalah dapat digunakan untuk perancangan kemakmuran petani. Kehidupan petani yang menggantungkan masa panen dari perubahan musim membuat MKP JST ini sangat mungkin untuk diterapkan.

“Mata kuliah ini akan dievaluasi di akhir semester. Sehingga jika mata kuliah ini dirasa kurang mampu diserap mahasiswa, maka isi materi bisa diubah dan disesuaikan lagi. Karena sejauh ini materi mengacu pada materi untuk S2.”, tutur Abduh Riski, S.Si, M.Si., selaku dosen pengampu MKP JST. Kuliah JST dilakukan secara timbal balik, dari dosen memberikan pengarahan lalu mahasiswa melakukan presentasi secara berkelompok. Sehingga parameter mampu tidaknya mahasiswa menerima perkuliahan ini adalah dari presentasi tersebut. Ekuivalensi kurikulum ini dilakukan untuk menjaga kualitas akademik yang dimiliki suatu perguruan tinggi. DIKTI menghimbau semua jurusan setiap 3 atau paling telat 5 tahun melakukan revisi kurikulum. Dan ini disetujui oleh semua universitas di Indonesia. Ini artinya setiap 6 semester atau paling banyak 10 semester berikutnya sejak diterapkan kurikulum baru, semua progam studi wajib merevisi kurikulumnya lagi. Harapan dari Abduh Riski selaku dosen pengampu yakni diharapkan orientasi akhir dari MKP ini adalah mahasiswa nantinya akan banyak yang mengambil pemodelan JST hingga dapat dijadikan skripsi untuk tugas akhirnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *